Sekitar 8.000 Anak Jalanan Hidup di Jakarta
Masalah anak jalanan seakan tidak pernah terselesaikan. Sesuai data Kementerian Sosial Indonesia masih menampung 230 ribu anak jalanan.
Dari keseluruhan jumlah anak jalanan, Provinsi DKI Jakarta menjadi tempat yang paling banyak ditinggali anak jalanan. Setidaknya 8.000 anak hidup di jalanan ibu kota.
Banyaknya jumlah anak jalanan tidak mungkin hanya bisa ditangani oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga harus ikut berperan memberantas masalah sosial tersebut.
"Tidak mungkin seluruhnya diselesaikan oleh pemerintah pusat, jadi saya harap daerah di Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah (APBD) ada anggaran Provinsi atau Kab Kota untuk anak jalanan," terang Menteri Sosial Salim Segaf Al-jufri usai menghadiri deklarasi Koleka Emas di Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/1/2011).
Jika pemerintah daerah juga membantu pengentasan anak jalanan secara serius, penyelesaiannya akan lebih cepat. Menjalin kemitraan merupakan sesuatu yang tak kalah penting.
"Sesuai Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 kemitraan salah satunya masyarakat, outsource dan dunia usaha itu sangat penting," katanya.
Saat yang sama Direktur Pemberdayaan Fakir Miskin Kementerian Sosial Teguh Haryono mengatakan selain bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan usaha bagi keluarga anak jalanan yang ada di perkotaan.
"Ada kerjasama. Kami bantu usaha bersama, tapi untuk perkotaan. Karena paling banyak anak jalanan ada di perkotaan," jelasnya.
Ke depan Kementrian Sosial akan membuat Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan yang akan lebih fokus menyikapi kehidupan kaum urban yang sering menempati lahan tak sesuai aturan.
"Menurut saya seharusnya orang yang suka koordinator kaum urban itu harus ditangkap karena mereka sering memanfaatkan bantuan yang sering diberikan, dikasih bantuan bukannya berkurang malah bertambah," cetusnya.(hri)
sumber: http://news.okezone.com/read/2011/01/06/337/411213/8-ribu-anjal-hidup-di-jakarta
Dari keseluruhan jumlah anak jalanan, Provinsi DKI Jakarta menjadi tempat yang paling banyak ditinggali anak jalanan. Setidaknya 8.000 anak hidup di jalanan ibu kota.
Banyaknya jumlah anak jalanan tidak mungkin hanya bisa ditangani oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga harus ikut berperan memberantas masalah sosial tersebut.
"Tidak mungkin seluruhnya diselesaikan oleh pemerintah pusat, jadi saya harap daerah di Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah (APBD) ada anggaran Provinsi atau Kab Kota untuk anak jalanan," terang Menteri Sosial Salim Segaf Al-jufri usai menghadiri deklarasi Koleka Emas di Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/1/2011).
Jika pemerintah daerah juga membantu pengentasan anak jalanan secara serius, penyelesaiannya akan lebih cepat. Menjalin kemitraan merupakan sesuatu yang tak kalah penting.
"Sesuai Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 kemitraan salah satunya masyarakat, outsource dan dunia usaha itu sangat penting," katanya.
Saat yang sama Direktur Pemberdayaan Fakir Miskin Kementerian Sosial Teguh Haryono mengatakan selain bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan usaha bagi keluarga anak jalanan yang ada di perkotaan.
"Ada kerjasama. Kami bantu usaha bersama, tapi untuk perkotaan. Karena paling banyak anak jalanan ada di perkotaan," jelasnya.
Ke depan Kementrian Sosial akan membuat Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan yang akan lebih fokus menyikapi kehidupan kaum urban yang sering menempati lahan tak sesuai aturan.
"Menurut saya seharusnya orang yang suka koordinator kaum urban itu harus ditangkap karena mereka sering memanfaatkan bantuan yang sering diberikan, dikasih bantuan bukannya berkurang malah bertambah," cetusnya.(hri)
sumber: http://news.okezone.com/read/2011/01/06/337/411213/8-ribu-anjal-hidup-di-jakarta