Nazar,Effendi Gazali Lepas Gelar Doktor
Jum'at, 14 Januari 2011 - 18:25 wib
Ray Jordan - Okezone
JAKARTA - Pakar komunikasi politik Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID bernazar akan melepaskan gelar doktornya apabila gagal dalam mengemban misi menyampaikan aspirasi para tokoh lintas agama kepada Presiden SBY.
Nazar tersebut diucapkan Gazali di sela-sela diskusi Dengar Pendapat Publik Badan Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Kebohongan di Ruang Sidang PGI, Salemba, Jakarta, Jumat (14/1/2011).
“Saya kecewa apabila gerakan ini tidak berhasil dan saya akan mengembalikan ijazah komunikasi saya kepada universitas di mana saya mendapatkannya karena saya merasa sebagai ahli komunikasi tidak ada gunanya,” tegasnya.
Sembilan tokoh lintas agama pada Rabu 11 Januari lalu berkumpul di kantor PP Muhamadiyah, Jakarta. Mereka adalah Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, Biksu Pannyavaro, Salahuddin Wahid, I Nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis-Suseno dan Romo Benny Susetyo.
Di akhir pertemuan mereka mengeluarkan pernyataan sikap yang menyebut pemerintahan Presiden SBY-Boediono gagal mengemban amanah rakyat serta melakukan kebohongan publik atas hasil pembangunan.
Pernyataan ini lantas direspons Istana melalui Menko Polhukam dalam jumpa persnya di Jakarta pada Kamis 12 Januari lalu. Sementara siang tadi digelar sebuah diskusi yang dihadiri Staf Khusus Presiden bidang politik Daniel Sparingga di ruang sidang PGI.
Daniel Sparingga menyatakan tujuan kedatangannya dalam acara ini hanya untuk mendengarkan keinginan para tokoh lintas agama dan akan menyampaikannya kepada Presiden. “Tuduhan pemerintah berbohong adalah hal yang serius,” tegasnya.
Dikutip dari Wikipedia, Effendi Gazali lulus sarjana dalam bidang Komunikasi Universitas Indonesia pada 1990, kemudian mendapatkan gelar Master dalam bidang Komunikasi dari universitas yang sama pada 1996, serta Master dalam bidang International Development (konsentrasi: International Communication) dari Universitas Cornell Ithaca, New York tahun 2000.
Gelar Ph.D. dalam bidang Komunikasi Politik kemudian diperolehkan dari Radboud Nijmegen University Belanda pada 2004 dengan disertasi Communication of Politics & Politics of Communication in Indonesia: A Study on Media Performance, Responsibility, and Accountability. (ful)
(ahm)
sumber:news.okezone.com
Ray Jordan - Okezone
JAKARTA - Pakar komunikasi politik Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID bernazar akan melepaskan gelar doktornya apabila gagal dalam mengemban misi menyampaikan aspirasi para tokoh lintas agama kepada Presiden SBY.
Nazar tersebut diucapkan Gazali di sela-sela diskusi Dengar Pendapat Publik Badan Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Kebohongan di Ruang Sidang PGI, Salemba, Jakarta, Jumat (14/1/2011).
“Saya kecewa apabila gerakan ini tidak berhasil dan saya akan mengembalikan ijazah komunikasi saya kepada universitas di mana saya mendapatkannya karena saya merasa sebagai ahli komunikasi tidak ada gunanya,” tegasnya.
Sembilan tokoh lintas agama pada Rabu 11 Januari lalu berkumpul di kantor PP Muhamadiyah, Jakarta. Mereka adalah Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, Biksu Pannyavaro, Salahuddin Wahid, I Nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis-Suseno dan Romo Benny Susetyo.
Di akhir pertemuan mereka mengeluarkan pernyataan sikap yang menyebut pemerintahan Presiden SBY-Boediono gagal mengemban amanah rakyat serta melakukan kebohongan publik atas hasil pembangunan.
Pernyataan ini lantas direspons Istana melalui Menko Polhukam dalam jumpa persnya di Jakarta pada Kamis 12 Januari lalu. Sementara siang tadi digelar sebuah diskusi yang dihadiri Staf Khusus Presiden bidang politik Daniel Sparingga di ruang sidang PGI.
Daniel Sparingga menyatakan tujuan kedatangannya dalam acara ini hanya untuk mendengarkan keinginan para tokoh lintas agama dan akan menyampaikannya kepada Presiden. “Tuduhan pemerintah berbohong adalah hal yang serius,” tegasnya.
Dikutip dari Wikipedia, Effendi Gazali lulus sarjana dalam bidang Komunikasi Universitas Indonesia pada 1990, kemudian mendapatkan gelar Master dalam bidang Komunikasi dari universitas yang sama pada 1996, serta Master dalam bidang International Development (konsentrasi: International Communication) dari Universitas Cornell Ithaca, New York tahun 2000.
Gelar Ph.D. dalam bidang Komunikasi Politik kemudian diperolehkan dari Radboud Nijmegen University Belanda pada 2004 dengan disertasi Communication of Politics & Politics of Communication in Indonesia: A Study on Media Performance, Responsibility, and Accountability. (ful)
(ahm)
sumber:news.okezone.com